Klasifikasi Kualitas Kayu Kelapa Menggunakan Gray-Level Co-Occurrence Martix Berbasis Backpropagation dan Algoritma Genetika
Abstract
Indonesia merupakan negara kedua terbesar yang memiliki tanaman pohon kelapa (Cocos nucifera), batang pohon kelapa
dapat diproses menjadi kayu sebagai bahan pembuat mebel dan konstruksi bangunan. Kualitas kayu kelapa yaitu kekuatan
dan keawetan ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah dari pola kerapatan serat (vascular bundle) pada kayu
kelapa. Saat ini untuk menentukan kualitas kayu kelapa dengan melihat kerapatan serat hanya dapat dilakukan oleh seorang
ahli dibidangnya. Karena pola pemotongan pada batang kelapa, kayu kelapa dibagi menjadi tiga kelas yang dilihat dari
kerapatan serat kayu, yaitu kerapatan tinggi, kerapatan sedang dan kerapatan rendah. Untuk menghasilkan produk yang baik
diperlukan penentuan kualitas bahan baku (kayu) yang sesuai dengan kebutuhan.
Kata kunci : Kualitas kayu kelapa, GLCM, Backpropagation, Algoritma Genetika
dapat diproses menjadi kayu sebagai bahan pembuat mebel dan konstruksi bangunan. Kualitas kayu kelapa yaitu kekuatan
dan keawetan ditentukan oleh banyak faktor salah satunya adalah dari pola kerapatan serat (vascular bundle) pada kayu
kelapa. Saat ini untuk menentukan kualitas kayu kelapa dengan melihat kerapatan serat hanya dapat dilakukan oleh seorang
ahli dibidangnya. Karena pola pemotongan pada batang kelapa, kayu kelapa dibagi menjadi tiga kelas yang dilihat dari
kerapatan serat kayu, yaitu kerapatan tinggi, kerapatan sedang dan kerapatan rendah. Untuk menghasilkan produk yang baik
diperlukan penentuan kualitas bahan baku (kayu) yang sesuai dengan kebutuhan.
Kata kunci : Kualitas kayu kelapa, GLCM, Backpropagation, Algoritma Genetika
Full Text:
PDFArticle Metrics
Abstract view : 517 timesPDF - 1693 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.